Selasa, 22 Januari 2008
Pengalaman UAS
Akhirnya aku remidi sebenarnya hampir sekelas dalam X-5,tapi ya maklum lah hampir semua orang kalau kena angka and rumus pasti jawabannya gak mudeng ( jawa banget ya )
selain itu aku juga ingat waktu aku dimarahin ama' guru( sensor nama......) lagipula aku juga gak'tahu namanya padahal semua itu berasal dari temanku yang namanya hamir sama alias kalau duduknya urutan jadi kena amrah deh kalau gerak
Selasa, 27 November 2007
Albert Einstein The Nobel Prize in Physics 1921
During his stay at the Patent Office, and in his spare time, he produced much of his remarkable work and in 1908 he was appointed Privatdozent in Berne. In 1909 he became Professor Extraordinary at Zurich, in 1911 Professor of Theoretical Physics at Prague, returning to Zurich in the following year to fill a similar post. In 1914 he was appointed Director of the Kaiser Wilhelm Physical Institute and Professor in the University of Berlin. He became a German citizen in 1914 and remained in Berlin until 1933 when he renounced his citizenship for political reasons and emigrated to America to take the position of Professor of Theoretical Physics at Princeton*. He became a United States citizen in 1940 and retired from his post in 1945.
After World War II, Einstein was a leading figure in the World Government Movement, he was offered the Presidency of the State of Israel, which he declined, and he collaborated with Dr. Chaim Weizmann in establishing the Hebrew University of Jerusalem.
Einstein always appeared to have a clear view of the problems of physics and the determination to solve them. He had a strategy of his own and was able to visualize the main stages on the way to his goal. He regarded his major achievements as mere stepping-stones for the next advance.
At the start of his scientific work, Einstein realized the inadequacies of Newtonian mechanics and his special theory of relativity stemmed from an attempt to reconcile the laws of mechanics with the laws of the electromagnetic field. He dealt with classical problems of statistical mechanics and problems in which they were merged with quantum theory: this led to an explanation of the Brownian movement of molecules. He investigated the thermal properties of light with a low radiation density and his observations laid the foundation of the photon theory of light.
In his early days in Berlin, Einstein postulated that the correct interpretation of the special theory of relativity must also furnish a theory of gravitation and in 1916 he published his paper on the general theory of relativity. During this time he also contributed to the problems of the theory of radiation and statistical mechanics.
In the 1920's, Einstein embarked on the construction of unified field theories, although he continued to work on the probabilistic interpretation of quantum theory, and he persevered with this work in America. He contributed to statistical mechanics by his development of the quantum theory of a monatomic gas and he has also accomplished valuable work in connection with atomic transition probabilities and relativistic cosmology.
After his retirement he continued to work towards the unification of the basic concepts of physics, taking the opposite approach, geometrisation, to the majority of physicists.
Einstein's researches are, of course, well chronicled and his more important works include Special Theory of Relativity (1905), Relativity (English translations, 1920 and 1950), General Theory of Relativity (1916), Investigations on Theory of Brownian Movement (1926), and The Evolution of Physics (1938). Among his non-scientific works, About Zionism (1930), Why War? (1933), My Philosophy (1934), and Out of My Later Years (1950) are perhaps the most important.
Albert Einstein received honorary doctorate degrees in science, medicine and philosophy from many European and American universities. During the 1920's he lectured in Europe, America and the Far East and he was awarded Fellowships or Memberships of all the leading scientific academies throughout the world. He gained numerous awards in recognition of his work, including the Copley Medal of the Royal Society of London in 1925, and the Franklin Medal of the Franklin Institute in 1935.
Einstein's gifts inevitably resulted in his dwelling much in intellectual solitude and, for relaxation, music played an important part in his life. He married Mileva Maric in 1903 and they had a daughter and two sons; their marriage was dissolved in 1919 and in the same year he married his cousin, Elsa Löwenthal, who died in 1936. He died on April 18, 1955 at Princeton, New Jersey.
From Nobel Lectures, Physics 1901-1921, Elsevier Publishing Company, Amsterdam, 1967
This autobiography/biography was first published in the book series Les Prix Nobel. It was later edited and republished in Nobel Lectures. To cite this document, always state the source as shown above.
* Albert Einstein was formally associated with the Institute for Advanced Study located in Princeton, New Jersey.
Albert Einstein
Albert Einstein (14 Maret 1879–18 April 1955) adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".
Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia.
Pada tahun 1999, Einstein dinamakan "Tokoh Abad Ini" oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama "Einstein" digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya "Albert Einstein" didaftarkan sebagai merk dagang.
Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.
Rumus Einstein yang paling terkenal adalah (lihat E=mc²):
Mariah Carey
Michael jordan
ia mulai berkarier di NBA pada 1984 dan bergabung dengan klub Chicago Bulls hingga 1998. Selama kariernya, ia telah mengoleksi enam gelar juara dan lima kali ditunjuk sebagai MVP reguler. Pemilik nama terkenal Air Jordan ini pensiun dari dunia basket pada 2003 setelah dua tahun bergabung dengan Washington Wizards. Setelah itu, ia menjadi pengusaha. Selain tercatat sebagai pemilik Bobcats, Jordan sibuk dengan bisnis properti.
Sean Elliott
Elliott bermain bola basket tingkat SMU untuk Cholla High School di Tucson, dan tingkat universitas di University of Arizona, di bawah asuhan pelatih Lute Olson, dan memenangkan penghargaan Wooden Award (sebagai pemain bola basket tingkat universitas terbaik) setelah bermain luar biasa pada tahun akhirnya di perguruan tinggi.
Elliott dipilih oleh klub NBA San Antonio Spurs pada ronde pertama pemilihan di tahun 1989. Ia menghabiskan mayoritas kariernya dengan klub tersebut, kecuali pada musim 1993-1994 dimana ia bermain untuk Detroit Pistons. Ia adalah pemain penting bagi Spurs dalam usaha klub tersebut meraih juara NBA di tahun 1999: ia menggunakan sudut di sisi kanan dan meluncurkan tembakan tiga angka untuk mengalahkan klub Portland Trail Blazers di pertandingan kedua dalam final NBA Wilayah Barat. Tembakan ini, yang mendapatkan julukan "Memorial Day Miracle", merubah momentum seri final tersebut untuk keuntungan Spurs.
Tak lama setelah kejuaraan tersebut, Elliott mengumumkan bahwa dirinya bermain bola basket sembari menderita penyakit ginjal, yakni focal segmental glomerular sclerosis, dan bahwa dirinya membutuhkan transplant ginjal. Ia menjalani oeprasi transplant tersebut pada tanggal 16 Agustus 1999, menerima ginjal transplant dari saudaranya, Noel. Pada tanggal 13 Maret 2000, ia menjadi pemain NBA pertama yang kembali bermain setelah operasi transplant ginjal. Ia akhirnya mengakhiri kariernya di NBA di tahun 2001.
Elliott pernah mencetak 41 poin, angka tertinggi dalam kariernya, ketika Spurs berhadapan dengan Dallas Mavericks pada tanggal 18 Desember 1992. Ia mengakhiri kariernya dengan angka rata-rata 14,2 poin per game, 4,3 rebound per game dan 2,6 assist per game. Ia adalah pencetak tembakan tiga angka (563) dan pencoba tembakan tiga angka (1.485) terbanyak dalam sejarah Spurs. Ia juga satu-satunya pemain di dalam sejarah Spurs yang terdaftar dalam 10 pemain puncak untuk enam kategori, yakni jumlah pertandingan dimainkan (ketiga, 669), jumlah total poin sepanjang karier (keempat, 9.659), jumlah rebound (keenam, 2.941), jumlah assist (ketujuh, 1.700), jumlah steal (kedelapan, 522) dan jumlah blok (kesembilan, 257).
Setelah pensiun sebagai pemain, Elliott pernah menjadi analis bola basket NBA untuk stasiun TV NBC, ABC dan ESPN. Ia meninggalkan posisi tersebut pada akhir musim 2004-2005 dan kemudian menjadi penyiar pertandingan bola basket untuk siaran lokal klub Spurs.
Pada tanggal 6 Maret 2005, Sean Elliott menerima penghargaan seumur hidup dari klub San Antonio Spurs dengan menggantungkan seragam Spurs-nya yang bernomor punggung 32 di langit-langit AT&T Center, stadion klub bola basket tersebut.